LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM KIMIA
(PEMBUATAN YOGHURT)
DISUSUN OLEH :
Dita Karunia
Fakhri Raihan
Nadya Dwi R
Nurhani Septiandari
Radito Alrian
Restu Elsa M
Ulfah Milati Rahmah
XII IPA 1
Jalan
Pasirkaliki No.51 Bandung
1.1. Latar Belakang Masalah
Yoghurt merupakan salah satu produk
pangan yang memanfaatkanmikroorganisme untuk menghasilkan komponen tertentu
sehingga diperoleh kekhasan tekstur, rasa, warna maupun aromanya. Yoghurt tak
hanya memiliki kekhasan fisik saja, didalam yoghurt terdapat unsur atau senyawa
yang perlu kita teliti dan kita ketahui.
Cara pembuatan yoghurt biasanya
dikenal hanya secara umum,didalam fermentasi yoghurt terdapat suatu reaksi
kimia yang harus kita ketahui,melihat pentingnya mengetahui tentang unsur yang
ada dalam yoghurt serta reaksi kimia yang terjadi pada yoghurt maka perlu
diadakan percobaan tentang “Cara membuat yoghurt”
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan percobaan ini adalah:
Untuk
mengaplikasikan konsep koloid dalam bentuk minuman (yoghurt).
1. Mengetahui
cara pembuatan yoghurt yang baik dan benar
2. Mengetahui
kandungan unsur atau senyawa yang ada
pad yoghurt
3. Mengetahui cara pembuatan
yoghurt berdasarkan sisten koloid
4.
Mengetahui reaksi yang terjadi pada fermentasi koloid
1.3. Kegunaan Penulisan
Hasil karya tulis ini diharapkan dapat berguna bagi sekolah khususnya dalam
proses belajar mengajar serta berguna bagi masyarakat umum. Karya tulis ini
juga dapat mengembangkan proses fermentasi makanan, khususnya yang
terjadi pada
yoghurt. Secara
umum,dapat dijadikan sebagai ilmu untuk menambah wawasan.
1.4. Metode Penulisan
Karya tulis ini dibuat dengan menggunakan metode pustaka, metode percobaan
dan metode pengamatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat
khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari
zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam
keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita
sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu,
keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan
kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid
sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih
mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk
diri kita.
2.2. Sifat-sifat koloid
1.
Efek Tyndal
·
Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya
berkas cahaya bila cahaya dilewatkan ke dalamnya
·
Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang
merokok, berkas sinar matahari melalui celah dedaunan
2.
Gerak Brown
• Adalah gerak zig-zag dan terus
menerus dari partikel koloid
• Ditemukan pertama kali oleh Robert
Brown (ahli biologi dari Inggris)
• Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel
medium dengan partikel koloid.
3.
Elektroforesis
·
Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan
listrik, yang menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik
• Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda
(elektrode positif)
·
Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak
ke arah katode (elektrode negatif)
4.
Adsorbsi
•
Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion /
partikel lain pada permukaannya
•
Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik
a. Sol Fe(OH)3, bermuatan
positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)
b. Sol As2S3, bermuatan
negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)
5.
Koloid pelindung
• Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi
koloid lain
·
Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob,
sehingga koloid liofil berfungsi sebagai koloid pelindung
•
Contoh gelatin pada es
krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula
5.
Dialisis
•
Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari
ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel (contoh :
kertas selofan, usus kambing)
• Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah
7.
Koloid liofil dan liofob
•
Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara
fasa terdispersi dan medium pendispersinya
•
Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan
untuk menarik medium pendispersinya
•
Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan
kecil untuk menarik (atau bahkan menolak) medium pendispersin
8.
Koagulasi
•
Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat
bergabungnya partikel-partikel koloid membentuk partikel yang lebih besar
•
Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan
suatu elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat hilangnya
kestabilan koloid
•
Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada terjadinya
koagulasi (pengendapan)
2.3. Pengertian yoghurt
Kata yoghurt berasal
dari bahasa Turki yang artinya padat dan tebal. Penelitian modern membuktikan
yoghurt diteliti mengandung probiotik atau bakteri
bermanfaat salah satunya Lactobacillus bulgaricus, sehingga
ada juga yang menduga bahwa yoghurt diciptakan pertama kali di Bulgaria
(Anonim, 2012).
Yogurt adalah
susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa
saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini di dominasi
dari susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat yang
berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang
unik pada yoghurt (Buckle et al, 1987).
Yoghurt sejak
dulu digemari di Eropa dan Amerika. Masyarakat Belanda merupakan konsumen
yoghurt tertinggi di dunia, kemudian disusul oleh Swiss, Prancis, Jepang dan
negara-negara lainnya. Masyarakat Eropa, Timur Tengah, dan Jepang lebih
menyukai yoghurt dengan kandungan mikroba hidup (Everlasting, 2010).
2.4. Proses pembuatan yoghurt
Yoghurt dapat dibuat dari susu apa
saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi
susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang
berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang
unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa
buah, vanilla atau coklat juga popular.
Yoghurt dibuat dengan memasukkan
bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi
lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri erombak gula susu alami
dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan
protein susu untuk membuatnya padat. keasaman meningkat (pH 4-5) juga
menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Di AS, untuk dinamai yoghurt,
produk harus berisi bakteri Streptococcus salivarius subsp. hermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus.
Yoghurt yang telah
dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidakmembutuhkan kulkas.
Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting.
Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. Karena struktur
laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi
terhadap susu. Yoghurt kaya dengan vitamin B. Reaksi dalam fermentasi
berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang
dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi
fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan .
Persamaan
Reaksi Kimia
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan
sebagai Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon
dioksida + Energi (ATP). Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi
tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur
glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada
sebagian besar organisme. Jalur terakhiran bervariasi tergantung produk akhir
yang dihasilkan.
Dua
jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan yogurt adalah Streptococcus
thermopilus dan Lactobacillus Bulgaricus. Kedua bakteri inilah yang dapat
memberikan rasa asam pada yogurt menggunakan kultur campuran antara bakteri
adalah Streptococcus thermopilus dan Lactobacillus Bulgaricus sebagai starter.
Kultur ini dapat menghasilkan enzim yang menjadikan susu memiliki tingkat
keasaman yang rendah. Kerja dari kulter ini adalah salin melengkapi antara
bakteri Streptococcus thermopilus dengan Lactobacillus Bulgaricus. Kultur
ditambahkan setelah susu ipanaskan pada suhu 90 C selama 15-30 menit dan
kemudian didinginkan hingga suhu 43 C. fermentasi dimulai ketika aktifitas dari
bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu) mejadi asam laktat
dan menurukan keasaman susu hingga 5-5,5. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus
mulai beraktifitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga
3,8-4,4 dan menciptakan cita rasa khas yogurt setelah keasaman
BAB III
PROSES PERCOBAAN
PROSES PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan Pembuatan Tape Ketan dan Tuak
a)
Alat
:
1) Panci
2) Pengaduk
3) Mangkok
4) wadah yang tertutup (tupperware)
b)
Bahan :
1) Bibit yoghurt
2) Susu Full cream
3.1.1. Metode Percobaan
Percobaan kimia ini menggunakan metode:
Percobaan kimia ini menggunakan metode:
1. Melakukan
pembuktian langsung dengan cara membuat yoghurt.
2. Mengumpulkan
data dari sumber lain, seperti media informatika yang mendukung hasil penelitian
pada proses pembuatan Yoghurt.
3.2.2. Proses percobaan
1. Panaskan susu sapi murni
sambil diaduk-aduk selama 30 menit diatas api kecil, tetapi jangan dibiarkan
hingga mendidih. Langkah ini bertujuan untuk menguapkan air sehingga tidak
terbentuk gumpalan atau solid yoghurt.
2. Setelah itu angkat solid
yoghurt, kemudian dinginkan hingga hangat kuku, lalu tambahkan bibit yoghurt
sebanyak 2-5% dari jumlah yoghurt yang telah mengental tadi.
3. Diamkan selama 24 jam
dalam wadah yang tertutup rapat, agar menghasilkan rasa asam dan yoghurt yang
kental. Semakin tinggi total solid yang terbentuk akan mendapatkan yoghurt
dengan hasil yang semakin baik.
4. Setelah berbentuk
yoghurt, anda dapat menambahkan sirup atau gula sesuai selera (bagi yang tidak
suka dengan rasa yoghurt yang terlalu asam), atau bisa juga ditambahkan dengan
rasa jeruk, strawberry, coklat dan sebaginya.
3.2.3. Hasil percobaan
Pada
saat pembuatan yoghurt,susu yang
dicampur dengan bibit yoghurt masih cair ketika sudah didiamkan satu malam setelah terjadi fermentasi yoghurt mengental
dan menghasilkan aroma yoghurt.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Yoghurt
dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur
yang dikontrol dan kondisi lingkungan. Bakteri erombak gula susu alami dan
melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan
protein susu untuk membuatnya padat. keasaman meningkat (pH 4-5) juga
menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial.
Yoghurt
kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt
memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. kaya dengan vitamin B. Reaksi
dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh
ragi, dan digunakan pada produksi makanan .
Persamaan
Reaksi Kimia
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang
dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan
sebagai Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon
dioksida + Energi (ATP). Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi
tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur
glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada
sebagian besar organisme. Jalur terakhiran bervariasi tergantung produk akhir
yang dihasilkan.
Dua
jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan yogurt adalah Streptococcus
thermopilus dan Lactobacillus Bulgaricus. Kedua bakteri inilah yang dapat
memberikan rasa asam pada yogurt menggunakan kultur campuran antara bakteri
adalah Streptococcus thermopilus dan Lactobacillus Bulgaricus sebagai starter.
Kultur ini dapat menghasilkan enzim yang menjadikan susu memiliki tingkat
keasaman yang rendah. Kerja dari kulter ini adalah salin melengkapi antara
bakteri Streptococcus thermopilus dengan Lactobacillus Bulgaricus. Kultur ditambahkan
setelah susu ipanaskan pada suhu 90 C selama 15-30 menit dan kemudian
didinginkan hingga suhu 43 C. fermentasi dimulai ketika aktifitas dari bakteri
Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu) mejadi asam laktat dan
menurukan keasaman susu hingga 5-5,5. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus mulai
beraktifitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4
dan menciptakan cita rasa khas yogurt setelah keasaman mencapai 5-5,5.
Keberadaan kedua bakteri tersebut sangat penting . Streptococcus thermopilus
membantu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi bakteri
Lactobacillus Bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya. Sementara itu
Lactobacillus Bulgaricus mengasilkan asetaldehid menciptakan cita rasa yang
khas pada yogurt.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
:
Yoghurt
merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari konsep koloid dalam bentuk
minuman, yang dibuat berdasarkan sifat koagulasi (Partikel-partikel suatu
koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel
koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila
muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan). Pembuatan yoghurt ini dapat diterapkan dan dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar